Sejak pertengahan Maret 2020, Kemenag memberlakukan Teaching From Home
(TFH) atau belajar dari rumah bagi lembaga pendidikan agama, termasuk
madrasah. Kebijakan ini diambil sebagai upaya mencegah penyebaran
Covid-19.
Plt Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin memastikan penerapan
sistem TFH tidak mengganggu pembayaran tunjangan bagi guru madrasah,
utamanya guru Non PNS. "Selama masih berlangsung masa darurat Covid-19,
pembayaran tunjangan profesi dan tunjangan lainnya bagi guru madrasah
Non PNS tetap dibayarkan," terang Kamaruddin Amin di Jakarta, Minggu
(19/04).
Menurut Kamaruddin, ada tiga kategori tunjangan guru bukan PNS.
Pertama, guru Non PNS yang sudah sertifikasi dan juga sudah inpassing.
Mereka mendapat hak tunjangannya sebagaimana guru PNS.
Kedua, guru Non PNS yang belum sertifikasi, tapi sudah inpassing.
Mereka mendapat tunjangan sebesar Rp1,5juta per bulan dan itu di luar
kelebihan jam mengajar.
Ketiga, guru yang belum sertifikasi dan belum inpassing. Mereka
mendapat insentif sebesar Rp250ribu per bulan, dan honor tenaga mengajar
yang bersumber dari dana BOS.
Hal senada disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)
Ditjen Pendidikan Islam Suyitno. Menurutnya, tunjangan guru tetap
dibayarkan sesuai ketentuan selama TFH. Pihaknya telah menerbitkan
edaran terkait pelaksanaan TFH untuk Kanwil Kemenag Provinsi, Kankemenag
Kab/Kota, dan Kepala Madrasah, 18 Maret lalu.
"Pelaksanaan TFH dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sarana
pendukung yang tersedia. Jika sarana digital terbatas, guru dapat
menggunakan presensi secara manual yang disediakan madrasah," tuturnya.
Terkait dana BOS Madrasah, Kamaruddin Amin menjelaskan, sejak awal
Kemenag telah mengizinkan penggunaan dana tersebut untuk digunakan
membayar honor guru Non PNS. Kemenag juga sejak dulu tidak
mempersyaratkan NUPTK bagi guru Non PNS untuk dapat menerima honor.
Kementerian Agama juga mengizinkan penggunaan dana BOS Madrasah dan
Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Raudlatul Athfal (RA) untuk upaya
mencegah penyebaran Covid-19.
"Kami telah terbitkan SE yang mengatur bahwa pembelian atau sewa
sarana/perlengkapan/peralatan, atau pelaksanaan kegiatan yang diperlukan
untuk mencegah penyebaran Covid-19 diperbolehkan," terang Kamaruddin.
Dana BOS Madrasah dan BOP RA juga boleh digunakan untuk pembelian
atau sewa sarana/perlengkapan/peralatan yang diperlukan untuk mendukung
proses belajar-mengajar baik di madrasah maupun di rumah. Hal itu antara
lain berupa: penambahan alokasi kuota internet bagi RA dan madrasah
yang memakai fixed-modem atau paket internet lainnya yang dapat menunjang pembelajaran jarak jauh. Termasuk juga untuk pembelian/sewa Mobile Modem
(termasuk kuota internet) berupa USB Modem atau paket data yang
diperuntukkan bagi guru dengan dengan jumlah modem dan paket data
internet sesuai dengan kebutuhan.
"Boleh juga untuk pembelian/sewa mobile modem (termasuk
paket data internet) berupa USB Modem bagi siswa tidak mampu sesuai
dengan kebutuhan," urai Plt Dirjen Pendidikan Islam ini.
"Juga pembelian laptop atau Personal Computer (PC) sebatas untuk keperluan server e-learning yang diimplementasikan oleh madrasah," tandasnya.
Sumber Kemenag.go.id